Loading color scheme

TPPI Pacu Kualitas Mogas Melalui Proses Rekayasa dan Komposisi Blending

KONTAN.CO.ID - Pertamax dan Pertalite merupakan bahan bakar minyak (BBM) yang menopang kebutuhan energi dalam negeri. Berdasarkan data BPH Migas, hingga April 2023 realisasi konsumsi Pertalite tercatat sebesar 9,26 juta kiloliter (kl).

Kualitas Pertamax dan Pertalite yang termasuk motor gasoline (mogas) ternyata dapat dioptimumkan melalui rekayasa proses dan komposisi campurannya. Terobosan ini dilakukan oleh salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dan PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) yaitu PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

Inovasi peningkatan kualitas mogas tersebut diinisiasi Tim Refinery Guardian, salah satu pemenang Continuous Improvement Program yang digelar TPPI pada akhir tahun 2022. TPPI berhasil melakukan optimasi kualitas Pertamax dan Pertalite dengan dua cara, yaitu menambahkan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan memperbaiki proses transfer komponen di tangki blending mogas.

Setelah dilakukan optimasi, Reid Vapor Pressure (RVP) pada mogas meningkat signifikan. Dengan menambahkan LPG pada Pertamax, parameter RVP dapat dioptimumkan menjadi 59,50 kpa dari sebelumnya 57,57 kpa. Capaian ini makin mendekati batas maksimum RVP sesuai spesifikasi Ditjen Migas, yaitu 60,00 kpa.

Kontan - TubanPetro Kilas Online

Meski demikian, LPG merupakan komponen yang sangat volatil dan dapat menyebabkan hammering pada jalur transfer di tangki blending. Hammering adalah terjadinya kenaikan tekanan sepanjang instalasi pipa sehingga berpotensi menyebabkan crack atau kebocoran pada jalur.

TPPI berhasil memitigasi risiko fatalitas tersebut dengan merekayasa proses transfer. LPG ditransfer bersamaan dengan komponen mogas yang beroktan tinggi. Dengan rekayasa ini, LPG larut dalam komponen mogas oktan tinggi tersebut dan menurunkan volatilitasnya.

Pada tahun 2022, TPPI memproduksi mogas yang terdiri dari Pertamax sebesar 3.142 MB dan Pertalite sebesar 6.398 MB. Terobosan yang dilakukan TPPI ini diharapkan mampu meningkatkan produksi mogas dalam negeri sehingga mengurangi ketergantungan impor.

Selain meningkatkan kualitas mogas, penambahan LPG pada mogas juga dapat menambah kegunaan LPG. Di industri migas, LPG sejatinya terhitung sebagai produk non-valuable. Setelah TPPI melakukan optimasi blending, LPG dapat diubah menjadi valuable product.

Dengan bertujuan menjadi perusahaan petrokimia dan energi kelas dunia, TPPI terus berkomitmen melakukan upaya peningkatan Gross Refinary Margin lainnya melalui berbagai inisiatif, tidak hanya dengan mengoptimalkan kualitas produk, namun juga dari sisi prosesnya.

Leave your comments

Comments

  • No comments found